Thursday, October 10, 2013

Kebudayaan Visual Barat


Ø Budaya visual Barok dan Rokoko
Ø   Barok
Dalam seni, Barok adalah istilah untuk suatu periode seni dan gaya seni yang mendominasinya. Gaya Barok menggunakan gerak yang dilebih-lebihkan dan detail yang jelas dan mudah ditafsirkan untuk menghasilkan drama, ketegangan, semangat yang hidup dan keagungan dalam seni patung, lukisan, sastra, dan musik. Gayanya dimulai sekitar 1600 di Roma, Italia dan menyebar ke sebagian besar wilayah Eropa. Dalam musik, gaya Barok dikenakan pada periode akhir dari dominasi kontrapung yang imitatif. (Nama ini diadaptasi dari kata sifat dalam bahasa Perancis yang diambil dari kata benda bahasa Portugis "barroco".

 

·      Arsitektur

      Dalam arsitektur Barok, penekanan ditempatkan pada tiang, kubah, cahaya-dan-bayangan (chiaroscuro), efek pewarnaan 'painterly', dan permainan antara ruang isi dan kosong. Pada bagian dalam ruangan (interior) Barok, ruang kosong menandakan adanya tangga monumental, berbeda dari arsitektur terdahulu.

Ø  Rokoko

Rokoko (juga ditulis dalam bahasa-bahasa Eropa rococo atau roccoco) juga berarti "Barok Akhir" ("Late Baroque") adalah gaya abad 18 yang berkembang ketika seniman Barok meninggalkan gaya simetris dan mulai menambahkan bunga, tanaman dan permainan lainnya. Ruang-ruang rokoko dirancang sebagai karya seni total dengan perabotan elegan bermotif bunga dan tanaman, patung-patung kecil, cermin penuh ornamen, dan permadani melengkapi arsitektur, relief, dan cat dinding penuh warna. Gaya ini banyak digantikan oleh gaya Neoklasik. Tahun 1835 pada Dictionary of the French Academy menuliskan kata Rococo "biasanya meliputi jenis ornamen, gaya dan desain yang berhubungan dengan pemerintahan Louis XV dan awal dari Louis XVI". Termasuk didalamnya, segala jenis karya seni yang dibuat pada pertengahan abad 18 di Perancis.
Kata Rokoko berasal dari kombinasai kata Perancis rocaille, yang artinya batu, dan coquilles, yang artinya kerang, karena keterikatan dengan benda-benda asal motif dekorasinya. Istilah Rokoko juga bisa diartikan sebagai kombinasi kata "barocco" (bentuk teratur dari mutiara, kemungkinan berasal dari kata "baroque") dan kata Perancis "rocaille" (bentuk populer dari ornamen taman dan interior menggunakan kerang dan kerikil hias), dan juga bisa dipakai untuk menjelaskan gaya yang halus dan indah yang menjadi mode di Eropa selama abad ke-18. Karena gaya Rokoko suka dan fokus pada seni dekoratif, beberapa kritikus menggunakan istilah ini untuk merendahkan secara tidak langsung bahwa gaya itu sembrono atau sekedar modis saja. Ketika istilah ini mulai digunakan di Inggris pada sekitar tahun 1836, ini menjadi ucapan sehari-hari yang artinya "ketinggalan zaman". Faktanya, gaya ini menerima kritik keras, dan bagi sebagian orang sebagi sesuatu yang dangkal dan berselera rendah, dan sejak pertengahan abad 19, istilah ini diterima oleh para ahli sejarah seni. Meskipun demikian masih ada debat masalah pengaruh sejarah dari seni ini secara umum, Rokoko kini dikenal luas sebagai periode besar dalam perkembangan seni Eropa.


Ø Budaya visual Neoklasisisme dan Romantisisisme

·        Neoklasisisme

               Awal Revolusi Perancis pada sekitar tahun 1789, yang menjadi titik akhir kekuasaan feodalisme di Perancis telah berpengaruh pada perkembangan kebudayaan di dunia. Revolusi Perancis tidak hanya merupakan perubahan tata politik, tata sosial, tetapi juga berpengaruh pada bidang kesenian. Salah satunya yaitu pengaruh raja atas perkembangan seni telah berakhir. Hal lain yang juga menguatkan ialah pengaruh gereja terhadap proses penciptaan seni telah melemah. Hubungan gereja dengan seniman tidak lagi terjalin kuat. Di samping itu, muncul pengelompokan dalam kehidupan budaya yaitu kelompok seniman, industriawan, ilmuwan, pekerja dan buruh pabrik.Kelompok seniman sedikit demi sedikit menciptakan karya semata-mata memperturutkan panggilan hatinya masing-masing, melukis bukan karena pesanan atau order, melainkan karena ingin melukis. Maka timbul adanya kekuatan pribadi-pribadi seniman (semacam proses individualisasi dan isolasi diri) dalam berkarya seni. Dengan demikian riwayat seni rupa modern dalam sejarah telah tampak tanda-tandanya pada masa ini. Jacques Louis David (1748-1825) adalah pelukis neoklasik yang tekun mengikuti kaidah akademisme yang bersumber pada kesenian (kebudayaan) klasik dengan beberapa pembaruan, terutama dalam tema dan estetika. Tema seni tidak lagi sepenuhnya berdasarkan pesanan penguasa, walaupun kaidah klasik yang sangat teknis tetap merupakan tali belenggu terhadap kebebasan seniman. Neoklasik ini muncul mereaksi terhadap fenomena seni Barok/Rokoko dan menganggap bahwa seni Barok/Rokoko itu sudah menyimpang dari kaidah seni klasik, dengan sebutan jelek (ugly) dan penurunan nilai (dekaden). Maka Neoklasik berkeinginan untuk mengembalikan dan memurnikan ideal klasik, dengan mempelajari, menggali, dan mengembangkan kaidah-kaidah kuno Yunani dan Romawi klasik. Bahkan setelah penggalian dua kota kuno Pompeii dan Herculanum, upaya pengkajian seni klasik semakin gencar. Neoklasik menggunakan pendekatan intelektual dalam berkarya, dan hal ini dipertahankan oleh David beserta pengikutnya. Bahkan David sempat mendirikan akademi untuk membina dan mengembangkan tradisi seni (klasik). Karya David, teman, dan muridnya memperlihatkan corak teknik, estetika, dan tema yang memperlihatkan kesamaan gaya dan konsistensinya pada kaidah klasik. Para kritikus seni abad ke-20 menyebutnya sebagai karya seni yang kaku, dingin, dan terlalu formal. Maka pantaslah jika seni neoklasik yang sudah bertahan puluhan tahun di Perancis dan sekitarnya ini akhirnya ditentang pula oleh Romantisme. Kaum Romantisme menentang Neoklasik dengan berbagai alasan, yaitu :
1)      Neoklasik terlalu rasional dalam berkarya;
2)      Neoklasik menampilkan tema-tema cerita klasik sebagai cermin kehidupan bangsawan;
3)      Neoklasik tidak menonjolkan peranan unsur pribadi.
Sedangkan kaum Romantisisme justru sebaliknya :
1)      Romantisisme berkarya melalui pendekatan emosional;
2)      Romantisisme lebih banyak menampilkan tema-tema kehidupan dunia misteri, cerita roman, tema yang eksotik (cerita dari negeri China, Islam, Afrika);
3)      Romantisisme menonjolkan peranan perasaan pribadi seniman, misalnya dalam segi komposisi  yang dinamis (diagonal) dan unsur warna dengan gelap terang yang didramatisir.

·       Romantisisme

             Pendirian akademi pada masa Neoklasisisme bertujuan untuk meneruskan dan mempertahankan tradisi klasik dan sekaligus sebagai pusat kegiatan seni istana. Gaya seni akademi ini selanjutnya diteruskan oleh seni Romantisisme, sehingga sangat wajar jika kedua gaya seni ini (Neoklasisisme dan Romantissme) dinamakan seni akademisme. Hal ini akan menjadi ciri perkembangan seni Perancis di abad ke-18 dan ke-19. Romantisisme berasal dari kata Perancis, ―roman (cerita), dan memang dalam gaya Romantisisme juga mencerminkan adanya pengaruh sastra roman Perancis. Terutama dalam melukiskan cerita-cerita tragedi yang dasyat, kejadian dramatis yang mencekam. Romantisisme merupakan gerakan yang meneruskan Neoklasisisme tetapi sekaligus mereaksi dan menentang klasisisme. Pelopor gerakan Romantisisme adalah Theodore Gericault (1791-1824) dengan salah satu karyanya yang terkenal ―Rakit Medusa (1818). Sebagai kelanjutan, Romantisisme tetap merupakan gerakan seni yang lari dari kenyataan hidup, menggarap dunia yang ideal dan misterius dengan menggunakan teknik-teknik akademisme yang rasional.
Perbedaan dasar antara Neoklasisisme dan Romantisisme adalah:
a.      Orientasi seni Neoklasisisme pada seni klasik yang serba rasional, sedangkan Romantisisme pada dunia misteri yang baru yang terungkap dari cerita-cerita roman yang emosional dan imajinatif, cerita-cerita dari China, Islam, dan Afrika (eksotisme).
b.      Tema seni dalam Neoklasisisme bersumber pada cerita-cerita klasik yang mencerminkan kehidupan para bangsawan, sedangkan tema Romantisisme pada cerita roman dengan kejadian-kejadian yang dramatis mengharukan.
c.       Seni Neoklasisisme tidak menonjolkan peranan unsur peibadi, sedangkan Romantisisme justru menonjolkan perasaan pribadi (emosional).
Jika dikaji secara mendalam, karya seni Romantisisme memiliki ciri-ciri khasnya sebagai berikut:
a.   Komposisi lukisan tidak statis, tetapi komposisi yang mengungkapkan kesan dramatik, misalnya     dengan komposisi diagonal.
b. Unsur warna dan gelap terang ditonjolkan untuk mencapai kesan dramatiknya.

Pelukis yang terkenal dengan menampilkan ciri-ciri tersebut ialah Delacroix (1798-1863). Jiwa Romantisnya tampak pada kebiasaan hidup berpetualang (bohemianisme), meskipun ia sukses dalam lingkungan salon. Ia pemuja pelukis Rubens dan Michelangelo (dari periode Renesan). Karya-karya Delacroix yang terkenal di antaranya ―Pembunuhan besar-besaran di Scio (1824), ―Perburuan Senja, dan ―Perampokan Rebecca.
Pengaruh Romantisisme pernah dialami oleh pelopor seni lukis baru Indonesia yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman yang memperoleh pengalaman seni Romantisisme di Eropa.

              Neoklasisisme dan Romantisisme adalah dua gerakan dan sekaligus dua aliran (gaya) yang bertentangan. Pertentangan tersebut pada dasarnya tidak lepas dari misi dan visi terhadap seni. Jika dikaji secara mendalam, keduanya masih tetap mempertahankan citra akademisme yang bersumber pada kaidah teknis seni klasik. Keduanya berkarya dengan misteri, dan ikatan tradisi, hingga muncul reaksi berikutnya dari kaum Realisme.

Ø Seni abad ke-20
·       Awal abad ke-20
              Di awal tahun 1900-an, para seniman kubisme dan surealisme, termasuk Picasso, Braque, Dali, dan Miro, melanjutkan perkembangan seni modern ke arah seni abstrak. Contohnya, di tahun 1907, Pablo Picasso sang penemu aliran seni kubisme, memperagakan bagaimana geometri dapat mengekspresikan kedalaman berbagai ragam bentuk seperti sosok tubuh perempuan dan bentuk lipatan gorden lewat lukisannya "The Dance of the Veils" (Telanjang di dalam lipatan-lipatan gorden). Pada tahun 1919, saat Georgia O'Keeffe melukis "Blue and Green Music", karya seni di America mulai dipengaruhi oleh aliran seni kubisme dan surealisme. di dalam lukisan Blue-Green ini, O'Keeffe menggunakan corak curvilinear(garis lengkung) yaitu corak dari kubisme yang melukiskan ekspresi pergerakan yang emosional dengan menggunakan warna warni perpaduan biru dan hijau. Selain itu, lukisan ini juga menunjukkan garis-garis tegas yang digunakan di dalam seni modern bila diperlukan untuk mengekspresikan konsep dengan visi artistik.
               Seni modern dimulai dari warisan pelukis-pelukis seperti Vincent van Gogh, Paul Cézanne, Paul Gauguin, Georges Seurat and Henri de Toulouse Lautrec yang dipandang sebagai para perintis perkembangan seni modern. Pada permulaan abad ke-20, Henri Matisse dan beberapa seniman muda lainnya termasuk pra-kubisme Georges Braque, André Derain, Raoul Dufy dan Maurice de Vlaminck merevolusi dunia seni Paris dengan lukisan-lukisan yang "liar", baragam warna, panorama-panorama yang ekspresif dan lukisan-lukisan sosok manusia yang disebut oleh para kritikus beraliran Fauvism. Dua versi lukisan Henri Matisse "The Dance" merupakan titik kunci yang signifikan dalam karirnya dan dalam perkembangan seni modern. Karya tersebut mencerminkan kekaguman Henri Matisse akan seni primitif: pemakaian warna hangat yang kuat pada objek-objek diatas warna latar belakang yang adem biru kehijauan serta rangkaian gerakan yang ritmik dari sosok-sosok telanjang yang sedang menari menghasilkan cita rasa pembebasan dan hedonisme yang emosional.

·       Pertengahan dan menuju akhir abad ke-20

             Seniman-seniman seperti Jackson Pollock menggunakan teknik melukis dengan mencurahkan gaya emosional baru melalui aliran seni Ekspresionisme Abstrak. Dalam hasil karyanya In One: Number 31, 1950, Pollock menggunakan teknik memercikan cat dengan menggunakan akrilik untuk menciptakan komposisi abstrak warna putih, hitam dan abu-abu yang tajam pada kanvas berwarna coklat. Pada saat memasuki tahun 1960-an, Andy Warhol menggabungkan kebudayaan yang serba plastik dengan dunia periklanan. Dia terkenal menggunakan selebritas dan artikel-artikel iklan seperti kaleng sup Campbell untuk menciptakan seni yang merepresentasikan masa-masanya.
              Mendekati akhir tahun 1970-an, pada saat para kritikus mulai berbicara mengenai " akhir dari masa melukis" (judul dari tulisan yang provokatif oleh Douglas Crimp tahun 1981), media seni baru telah menjadi kategori seni itu sendiri, dengan bertambahnya seniman-seniman yang melakukan eksperimentasi menggunakan teknologi seperti seni video. Melukis kembali menjadi sesuatu yang baru dan penting di era 1980-an dan 1990-an, sebagai bukti dari bangkitnya aliran seni neo-ekspresionisme dan seni melukis kiasan. Menjelang akhir abad ke-20, beberapa seniman dan arkitktur mulai mempertanyakan apa arti kata "modern" dan menciptakan konsep baru yaitu hasil karya Postmodern.
·       Grafiti

Salah satunya adalah Grafiti. Grafiti paling sederhana di dindingkeretaGrafiti (juga dieja grafitty atau grafitti) adalah kegiatan seni rupayang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskankalimat tertentu di atas dinding. Alat yang digunakan biasanya cat semprotkaleng.

Grafiti pada Tembok Pemisah Israel diIsrael-Palestina.Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauhmenimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikankegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampirtersedia di seluruh kota,yaitu dinding.

Pendidikan kesenian yang kurangmenyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atausandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkanketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.

Meskipun grafiti pada umumnya bersifatmerusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetapmerupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yangmengawali karirnya dari kegiatan grafiti.

No comments:

Post a Comment